TAMAN HATI

TAMAN HATI

Sahabat Jiwa

Khamis, 19 Mei 2016

Aku ingin kita seperti dedaun ditimpa hujan
Tertunduk basah, bertafakur dalam diam

- IbnuAmar

Dalam kepanasan raga
Kusempatkan menyusun aksara

Yang kurindu
Yang kucinta
Syair
Jadilah meski ku fi dalam gigil
Sihst yang tak mshu bersahabat

✍�✍�Meda Ungu✍�✍

>>>

(Suatu malam aku berpikir, apakah orang gila itu tahu dirinya gila.
Atau apa yang dipikirkannya
Atau apakah ia masih berpikir
Atau apakah pikiran orang gila itu waras dalam dunianya).
Orang gila yang kupikirkan, benar-benar orang gila
Bukan paranoid
Bukan skizoprenia
Bukan stres atau depresi
Atau sakit jiwa lainnya
Dan bukan pula kena santet..sijundai aau polong.
Orang gila yang berkeliaran di jalanan
Ada yang tanpa pakaian
Ada yang makan dari tong sampah
Ada yang tidur di tepi selokan
Tan mandi-mandi sehingga rambutnya seperti ijuk
Dan badannya penuh daki
Ada yang diam saja tapi ada juga yang memaki-maki
Atau ngomel sendiri
Entah mengapa suatu hari aku ingin masuk ke dalam kepala mereka
Akujalan-jalan di ibukota
Dan bertemu orang gila di lapangan Banteng
Kuberanikan mendekatinya
Sorot matanya tajam, telanjang dada, hitam berdaki
Celananya minim, kelihatan ujung rambut
halus nongol di bawah pusarnya
ini pasti orang gila, pikirku
bukan pengamen atau tuna wisma
kusodorkan rokok, ia diam saja
kalau dia ngamuk, runyam nih, pikirku
dan aku berancang-ancang untuk lari
tangannya direntangkan mengambil rokokku
hitam jemarinya,
ada bekas luka di telapak tangannya yang juga hitam
mungkin lama tak bertemu air
“namanya siapa?” ia diam saja
Melengos dan pergi meninggalkanku
Jalannya gagah, menunduk mukanya
Apa yang ada dalam pikirannya
Ia melihat orang pakai busana lengkap
Orang naik sepeda motor dan mobil
Orang mengejar-ngejar bus kota
Orang jualan di tepi jalan
Tukang sol sepatu pun banyak di sekitar situ
Ada orang main bola di lapangan
Lalu lintas bersilang selisih menyelisih
Kebutan mengejar setoran
Ada tungkuh Istiqlal dan ujung Katedral di kejauhan
Ada emas berkilo-kilo terpacak di ujung Monas.
Apa kesannya melihat itu semua?
Syaraf rasa dan motoriknya mungkin sudah mati
Tak member kabar
Apa yang terjadi di depan mata ke otak
Orang sibuk lalu-lalang dan bangunan menjulang tadi
Entah apa bentuknya dalam kepalanya
Jangan-jangan ia hanya melihat kok banyak orang bergerak
Dan bangunan menjulang
Tapi ia tak tahu apa artinya dan benda apa itu gerangan
Kalau ia mengerti, mengapa bulu-bulu itu dibiarkannya
Menjalar tak tertutup, tangan dan kulit menghitam, kotor dan kondalon
Jangan-jangan orang berbusana itu dalam pandangannya binatang melata
Orang jualan itu seperti penjaga surga atau neraka
Mobil dan sepeda motor itu
Seakan besi tua siap mengorek mata atau melindas dosa
Sehingga ia tidak mau menerpa roda-rodanya
Jangan-jangan ia pun berpikir semua orang sudah gila
Tinggal dia yang waras bersama beberapa temannya
Yang nyaris telanjang kemana-mana.
Oh orang gila
Kalau aku atau kami dapat sesaat merasakan
Apa yang kau rasakan
Jalan lepas busana, makan sampah di tepi jalan
Berpanas basah di udara terbuka
Menghirup debu diselimuti embun
Betapa enaknya sesaat menjadi orang gila
Sesaat melepas kemelut kerja
Dan hidup waras keseharian
Yang seperti orang gila
Tapi mengapa tak gila sesaat juga
——————————————————
Suatu siang ku buka baju dan celana
Hingga pakai cawat saja...
Aku keluar jalan besar, kulirik kiri kanan
Orang pun melirik kepadaku...
Ibu-ibu buang muka, anak remaja cekikikan
Orang dewasa melumat nestapa...
Lewat sinar matanya....
Aku duduk di tepi jalan dengan slamber
Di depan kedai makan
Orang-orang di halte bus
Memendangiku dari kejauhan...
Banyak yang melintas di dekatku
Sembari berjalan cepat-cepat,
Mungkin takut kuterkam
Kupungut putimg rokok yang masih menyala...
Dan kuhisap
Ada pula kotak plastic air mineral
Dan kuhirup sisa isinya
Ampas nasi soto di gerobak tepi jalan kusikat seenaknya...
Entah kenapa Maluku hilang
Kerana semua makhluk kupandang sama seperti ku juga
Yang aku heran,
banyak orang kelihatan bergerak buru-buru
Tidak berleha-leha...
Sampai naik bas segala mungkin ingin cepat tiba di tujuan...
Aku merasa tanpa tujuan
Enak sekali perasaan santai ini
Seorang ibu tua mendekat, ternyata tetangga...
“hai apa ibu tak salah lihat, mengapa anak di sini?
“ibu tak salah lihat, aku sedang berleha-leha”
“ah kau bukan orang gila, malu dilihat orang...
Ayo pulang, kita naik kaki saja.”
Kuhentak tanganku yang digamitnya
Ibu itu hamper terpelanting, kutangkap badannya...
Aku tersentak berkeringat
Tak pernah-pernahnya aku mimpi siang
Seperti hari ini...

Aku duduk di ruang tamu rumahku
Sepi, isteriku kerja anak-anakku sedang sekolah...
Apa kata mereka bila mengetahui
Kubuka bekalanku...
Tapi itu kan hanya mimpi siang saja
Kuulangi gambaran mimpi itu dalam benakku..
aku tak pernah gila dalam mimpi itu
Mengapa aku masih melirik-lirik orang
Orang gila tak pernah kulihat melirik orang
Lagi pula tak mungkin aku gila
Kerana sedar kubuka busana
Dari rumah sebelum ke Salemba
Tapi mengapa dalam mimpi itu
Aku tak mengerti...
Mengapa semua orang bergerak buru-buru
Tapi mengapa kusikat bekas rokok
Dan makanan orang?
Ah, mungkin ketika itu aku setengah gila
Sayang ibu tetangga itu datang...
Kalau tidak mungkin aku sempurna gila
Ah, ibu, mengapa kau bangunkan mimpiku
Padahal aku benar-benar ingin gila
Apakah sajak ini bisa membentuk kata-kata...
Ah, biarlah aku tetap waras saja
Kerana orang gila itu pun tengah baca puisi ini yang ku cipta...
orang sudah gila semua, pikir orang gila
Orang-orang waras sudah gila semua dalam kewarasan...
Orang-orang gila sudah waras semua dalam kegilaan.
Waras sana dengan gila dan gila sama dengan waras...
Ini mungkin sudah menjadi logika yang dicirikan alam
Dicirikan pikiran
Dicirikan lingkungan
Dicirikan Tuhan
gila betul sajak orang gila ini
Hai orang waras
Yang tak sedar tingkah lakuknya sudah gila
Inilah sajak untuk orang gila
Jangan baca agar kau sedar tidak gila
Padahal sudah gila dalam segala-galanya
Gila memimpin dirinya...
Gila memilih pemimpinnya...
Akhirnya diri dan pemimpinnya gila semua
Gila dalam kewarasan
Gila di mata orang gila
Gila..gila..mengapa ada kata gila
Sehingga orang gila semuanya di zaman ini
Siapa yang tidak dianggap orang gila,
Yang gila sudah menganggap semua waras
Apakah itu tidak gila namanya?...

- FaridKrx

>>>

Menghayal jauh entah kemana
halusinasi sampai kesukma
begitu lah nasib orang gila
nama sendiri pun dia lupa...
mengadu cerita didalam kaca
sambil menulis status kata
kadang juga disertai air mata
tapi sayang lebat suka sangat ya...
Mendengar lagu alunan melodi
dibawa sendu oleh sang penyanyi
sedap lagunya malas nak mandi
walaupun badan sudah banyak daki..

baca puisi dia gila...
taknak mengaku si pembaca..

- FaridKrx

>>>

Terlerai

Hidup terikat
pada jalan selirat;
Jatuh ke dalam hitam pekat
luka berbekas birat

Masa panjang 'tuk sembuh
di belenggu hingga lumpuh;
Mengharap hadir sinar
hanya sunyi terpancar

Lihatlah guruh itu bergema lancar

Keliru benar-benar keliru
mengkritik pada langit yang di seru;
Apakah hanya melepaskan malam
dan memandu awan hitam
disiram

Cuba membuka ikatan
menanam secebis kepercayaan;
Pada malam terakhir
memungkinkan berlaku mungkir

Lihatlah langit malam itu akan apkir

'Kan tertanam malam
'kan tertanam malam;
Malaikat maut itu berdiri
mengembangkan sayap dan mendekati

'Kan tertanam malam
'kan tertanam malam;
Cuba membuka ikatan
menanam secebis kepercayaan
leraikan

'Kan tertanam malam
'kan tertanam malam;
Malaikat maut itu berdiri
menghentak dan terlerai

Apakah tertanam malam
sudahkah tertanam malam;
Malaikat maut itu pergi
meninggalkan segalanya sendiri

Berdiri segala kepercayaan
dan malam terus dihentikan;
Ikatan terbuka sinar menjelma
Seluruh-seluruh benar-benar Dia.

Nota Kaki : Apkir - ditolak

- Dhamah

>>>

Sinar rembulan serinya alam
Cahayanya menerangi maya
Disini kuucapkan slmat malam
Buatmu sahabat pena dijiwa

- TyaAiinina

>>>

Berlarilah andai perlu
Berjalanlah jika mahu
Tiada apa pun yang akan menghalang caramu
Andai ia menuju kearahku

Uhmm❤
yn

>>>

Sungguh indah andainya
Dalam tatapan kita dipertemukan
Dalam genggaman kita disatukan
Dalam cinta kita diabadikan

Kerna.. tiada satu pun kejadian itu saja saja datang
setiap hubungan
Ia anugerah indah dari Tuhan....

Uhmm ❤

- YanIsmail

>>>

Saat ini
Dirantai digelangi rindu
Bila rindu kusebut namamu
Bila wajahmu kubayangkan
Semakin rindu semakin sayang
Semakin hari semakin sayang
Wajah kesayangan hamba

Saat ini
Hati emas.. hatiku kekal padamu
Harum subur di hati
Kau kunci cintaku di dalam hatimu
Kau satu-satunya
Kau tetap dalam anganku
Kemana kubawa hati yang rindu

- IbmuAmar

>>>

Terkasih ...
Ini bukan tentang perpisahan.
Kerna..
Kita diikat hanya dengan ikatan sebuah perjalanan
Yang belum ada kepastian

- YanIsmail

>>>

Sebuah konsolidasi
Wabakdahu
Manat marhaen
Gagasan dwi dekad

Kami sudah fasih mendengar kalimat
Dari orang yang berbeda
Yang masa silamnya macam-macam
Yang terkadang janjinya tak hadam

Pun begitu kami tidak menjual nama
Walau kami ini orang-orang biasa
Segerombolan namun tidak sehaluan
Masing-masing tersembunyi tujuan

- IbnuAmar

Berakit Ke Langit
@2016

Tiada ulasan: