TAMAN HATI

TAMAN HATI

Sahabat Jiwa

Berdegupkan larik-larik
Berdenyutkan bait-bait
Menghela nafas romantis
Dalam senyum yang harmonis
Serupa quatrain
Menenuni puisi demi mencari nilai suatu erti
Yang aku ekspresikan ke bentuk kontemporari
Sekarang terimalah ucap selamat ulang tahun kelahiran
Awal terkirim sebelum esok
Penuh diksi yang mungkin terlambat membaiat
Namun biarlah ia menjadi azimat
Tuhan menyemat segala doaku semoga panjang umur dalam rahmat

>>>

Sebuah senyuman yang seketika menyapa sang perindu.. di saat matahari redup berpanjangan..

>>>

Syaaban Mula Melayang Jauh
Bintang dikira
Bulan dicongak
Hari tertib dihitung
Waktu berlalu
Berulang kali jejarum panjang dan pendek bercumbu
Berselang dentingan waktu
Syaaban mula melayang jauh
Dedaun harinya meluruh
Semesta menangkap keraguan
Dan kita meyakininya segenap jiwa raga

@ibnuamar

>>>

Menyusuri jalanan leluhur di bumi Taiping
Dalam sepenggal nafas Syaaban
Ternyata cinta memang tentang kebiasaan
Dibiasakan membuka hati dan fikiran
Lalu perlahan-lahan menjadikannya teman sepanjang perjalanan

>>>

Siapa lagi kalau bukan...
... ibu
Tak peduli.. tak gentar
Sekejam apapun serangan lini waktu kehidupan
Hati, cinta dan keinginannya tetap kukuh
Demi membahagiakan sayap-sayap kecilnya
Meski demikian derap juangnya bak tentera
Walau mudah ia menangis dalam gembira
Ungkapan sayangpun moga dapat direalisasikan
Dalam senyumannya.. tersembunyi letih dan harapan
Ketewasan dalam lindap andang kehidupan
Selalu mengerti.. selalu menemani
Dari awal sampai akhir
Hingga sayap kecilnya bisa terbang gah membelah angkasa
... setiap hari adalah hari ibu.. tapi hari ini, dengan megah serta
semangat saya ucapkan.. selamat hari ibu.

>>>

Bak kejauhan yang tak terukur jaraknya
Sempadan-sempadan perasaan
Gambaran hati
Representasi visual
Simbolik tumpuan terhadap hubungan
Persis romansa kita
Membacamu seperti merumus angka dan abjad
Tanya menanti jawaban
Bercakap di beranda jiwa
Berdua saja meluruskan kekusutan
Kata dan frasa yang kuuntai
Seringkali tidak hadir dari makna sejati
Di rekah rapal doa
Lengkung senyum selalu terpasang

>>>

Bulan kian kelam tak memancar
Malam melayang semakin samar
Perlahan-lahan aku mulai tak mendengar
Kerana kantuk mula bergetar
Di saraf ia menjalar
Jauh, jauh serasa kuterbawa ke angkasa lepas
Otak yang tegang perlahan melemas
Selayang pandang.. sengal dan kebas
Ke dakap gebar tubuh melepas amarah, gundah dan gerah
Membiar diri dimakan kantuk yang dah tak betah

Nukilan Ibnu Amar

Tiada ulasan: