Tanyakan kepada setiap kami
Siapa dan bagaimana
Dengan tangan kosong
Memperjuang sesuatu
Mendahulukan yang lain
Selain darinya
Laungan semangat
Bergema menuju titik perubahan
Pada setiap kepincangan
Ada solusi dan jawaban
Kerana di dalam diri kami
Ada sisi lain sang pejuang
>>>
Adakalanya rindu tak perlu mendapatkan jawaban
Namun cukup didengarkan
Haruskah berjauhan untuk saling mencari
Atau mencari ruang jeda untuk saling menemukan
Terkadang ada saatnya ketika sejauh apapun beranjak
Selalu ada titik balik untuk pulang; ke hati yang sama
>>>
Suasana hati tak biasa
Mengingat khabar tak ada yang bersua
Sesosokmu berdiri bersama kasih kerap
Memberi sayang dalam derap
Jari tak henti menghitung
Menentu sudah berapa jauh rindu tak berujung jumpa
Menatap dari kejauhan
Indah wajah yang tak pudar
Bersyukur, biar terkadang berkurang khabar
Rasa berterima kasih kepada seraut wajah dirindukan
Baru saja aku sedari
Tetap saja aku tak peduli, jatuh cinta kepadamu sekali
lagi
@ RUMAH DI TEPI SAWAH
>>>
Sepasang mata jendela di hadapan kita sembab
berlinang gerimis sisa tangis panjangnya, segenap doa
yang selalu tentangmu adalah rahsia terbaikku dengan
tuhan, kerana tak dapat kuucapkan kata paling rindu,
kata yang paling cinta, justeru, kupasrahkan saja dalam
doa, biar mengurai rindu menjadi barisan aksara penuh
makna.
@ RUMAH DI TEPI SAWAH
>>>
Pada nyatanya, aku adalah lelaki sentimental yang
rapuh, lagak tenang, serius dalam senyuman, mungkin
dari luar aku tampak biasa saja, seperti menikmati
setiap detik kehadiran seorang wanita.
Terkadang, aku ingin sekali saja merasakan rasanya
diberi perhatian, beberapa sudah ada mulai mencoba,
kerana secara logika memaksa hati beranggapan itu
semua terlalu klise, yang berawal dengan perkenalan
dan mendalam, telah datang sayang paling dalam.
Justeru, dalam bujuk rayu lelaki sentimental, aku ingin
kauterjaga dalam sabar yang menajamkan duri-duri
pelindung mawarmu, jilbabkanlah sosokmu maka hatimu
akan terjilbabkan.
@ RUMAH DI TEPI SAWAH
>>>
Mungkin rasanya menyenangkan, menjadi sesorang
yang kau dambakan
Mungkin rasanya menyenangkan, menjadi bisikan yang
kau sebut sayang
Terima kasih, telah hadir menjadi sosok pendengar
yang baik
Walau terkadang ceritaku simpang tersasar
Walau sudah tahu akan terluka
Kita masih mencoba, sama seperti rindu yang kini
menjadi selalu
>>>
Belum terusik sebuah ketenangan
Datang kalian memanda menodai
Di bawah langit menopang hujan
Pesta dansa tuan-tuan
Percaya cakap sang nujum
Yang bersalah belum terhukum
Dapatkah memanda sesali
Di saat hujan kembali ke langit
>>>
Akhir-akhir ini
Sepertinya beberapa waktu
Antara kita diuji dengan kesibukan masing-masing
Hingga di antara kita berbicara seperlunya
Bahkan menyapa pun seadanya
Mungkin aku atau kamu
Sedang mencari ruang
Mungkin aku atau kamu
Sedang mencari alasan
Masing-masing mencipta alibi agar apa yang dilakukan
bernilai benar di mata kita
Mungkin saja seperti itu
Semoga kesibukkan ini
Tak membuat jarak kita semakin menjadi jauh
Semoga tetap saja kita berjalan beriringan
Sebagai yang terdamba
Dengan cenderamata kiriman dari jauh
>>>
Aku terlalu iri dengan masa yang ada
Aku tahu dari gerak-gerimu
Saat kamu menjauh dan mendekat seperti
Tarikan magnet apa adanya
Untuk bahagia yang mungkin hanya sesaat
Hanya dari luapan emosi rindu dan keinginan saja
Aku tahu ketika kamu datang
Setelah terdiam, tersenyum sedetik lainnya
Nukilan Ibnu Amar
Tiada ulasan:
Catat Ulasan