Selasa, 23 Februari 2016
Dengan secangkir kopi
Aku duduk termenung
Bertemankan roti canai
Alhamdulillah...
Kita bersama lagi
- Anne
>>>
Petang..
membawa khabarnya
Kita bagai pelangi
Sekejap ada ...dan nanti hilang lagi
yn ..
>>>
Pun pelangi ..tetap indah
Biar digarap waktu
Hadirnya ia ditunggu tunggu
Melihat dan menghayati
Esok mungkin ada
Namun tak sama
yn
>>>
Suhu badan tak stabil.. bacaan termometer digital yang dikepit di bahu menunjukkan bacaan normal. Hakikatnya seperti abnormal.. apatah lagi paranormal. Demam ini betul-betul menguji rindu yakni ingatan terpaling dalam seseorang.
- Ibnu
>>>
Di sangkar sepi
Memaut tirai malam
Melakar jaringan hidup siang tadi
Bersuara seketika melatih hati yang seolah..
Melambai kenangan itu
- Nuraziyah
>>>
wahai bunga pujaan hati
datanglah akan lagu kudengangkan nanti;
setiap baris ada namamu
pastikan buat kau rindu.
- Dhamah
>>>
janganlah kau menendang cintaku
sukar untuk ku gapai - takut jariku kaku
datanglah hadir segala rindu
buat peneman dalam sepi hidupku
- Dhamah
>>>
usahlah dirimu cemburu
jika terlihat dia bersamaku;
sungguh kukata
cintaku bukan hanya sekadar cerita.
- Dhamah
>>>
cantik wajahmu
tidak dapat kuukir mengunakan kata
tiadalah sekalian alam 'kan sama
indah seindah rupa
buat aku terpaut jatuh cinta
- Dhamah
>>>
Aku hanya memandang
Di sebalik gurau senda ada cerita
Berkisah di pentas dunia
Mencantikkan setiap jalan cerita
- Effalina
>>>
Seraut wajah panah pusar pada hati, entah senyum berhias gula undang semut mengerumuni atau paras ayu layangkan khayal yang menenggelamkan imaginasi ataupun lamunan bermuara pada seraut wajah kelmarin pagi, ketika gerimis menghampiri pagi, paras ayu bawakan payung menghalangi hujan basahi, Aroma nan baru dikenal menyusup mendarat pada pagi, entahkah terjaga dalam mimpi, entah aku yang berhalusinasi.
- Ibnu
>>>
Satukan Aku
Riak ombak menerkam diri
dan separuh aku mati;
Separuh lagi berlaga
mempertaruhkan segala jiwa.
Tatkala dentum guruh terdengar
hilang memori untuk diputar;
Apakah bahtera bakal karam
tenggelam bersama selaput hitam?
Dan, berbekal separuh jiwa
bangkitlah ia menghapuskan kecewa;
Tidaklah ia melangkah sekadar madah
bercerita hanya untuk bermegah.
Seruan itu masih dikenang
mencipta sejuta bayang-bayang;
Dimanakah arah untuk dilangkah
kali ini berharap tidaklah salah.
Tika bahtera membelah samudera
mimpi itu datang bagai mendera;
Satukanlah aku yang terbelah
moga sempurna tiada berhelah.
- Dhamah
>>>
Pantun Alam Belukar
Tinggi dahan di puncak gunung
dari jauh terlihat indah;
Tinggi ilmu ia disanjung
sifatnya alam tak 'kan salah.
Semak belukar bermain lingkar
lalangnya tinggi tak nampak tanah;
Duduk bersangkar menjadi sukar
sehingga lupa mengangkat sunnah.
Daun hijau subur di hutan
bagai tiada ulat datang memamah;
Begitulah alam dijadikan tuhan
seboleh cuba dosa dimusnah.
Gugurnya daun dari pohon
tidaklah hanya kerana angin;
Janganlah hanya sekadar mohon
berjalanlah seakan benar ingin.
Lumrahnya alam berpanas berhujan
kemarau datang belukar tak mati;
Begitulah alam dijadikan tuhan
dijadikan peringatan untuk si mati.
[Puisi Lama - Jenis Pantun]
- Dhamah
>>>
Berakit Ke Langit
Bukan Sekadar Puisi
Bukan Sekadar Berkongsi Rasa
Persahabtan Itu Penting
Walau Jauh Di Mata
Walau Sepi Tanpa Berita
Berakit Ke Langit
Menyatukan Kita
Di Alam Maya
Salah Silap Di Pinta
Andai Terkasar Bicara
- Anne
>>>
Ombak Dan Pasir
Pertemuan antara
ombak dan pepasir;
Apakah hanya untuk disisir?
Jika datangnya alun riak
hanya meratapi sebak;
Usahlah bertentang
jadi jatuh dalam juang
dan luka panjang.
Katakanlah...
Laut itu tiada gelora.
Apakah tamat juga lara?
Apakah hilang kotor hitam pasir?
Siapakah sudi mengusir?
Wahai ombak
biarlah aku berluka rabak
asalkan tidak terjebak
oleh kotor hitam datang memacak.
[Puisi Moden - Jenis Balada]
>>>
Kepala Ditunjal
Seribu tahun mungkin
sambil berselimut putih kain;
Apakah masih saling kenal
atau bertolak - kepala ditunjal?
Kisah kita hanya pura
berkata bagai terbangnya kura;
Mungkin kisah kanak-kanak riang
lupa esok kita 'kan terlentang.
Cukup! Hentikan segala senda
kita berjuang mengikut nada;
Mungkin cara kita berbeza
disebabkan itu ditunjalnya kepala.
Apakah kita sudah lupa
atau sebenarnya sudah gila?
Jalan itu ternyata lurus
kita bengkokkan terus menerus.
Selama ini kita hanya meneka
berapa jumlah akan mengena;
Sepatutnya berjalan
selayaknya hamba menadah tangan.
- Dhamah
>>>
indahnya dunia penuh bunga
tentu sepanjang jalan bahgia
tiada kecewa mengenang hiba
- Dhamah
>>>
bukan aku bermadah
cuma sengaja menyinggah
agar percepatlah setiap langkah
jodoh yang kian menerjah
- Dhamah
BERAKIT KE LANGIT