Indah jangan terus di idam
Buruk jangan terus di kecam
Saat DIA .. memberi kelebihan
Usah salah gunakan
Kerna ia hanya pinjaman
Sampai masa..
Harus dikembalikan
Senyumlah...
Moga dalam kesederhanaan rasa
Kita bisa menyatukan uhkwah bersama
Dalam bertingkah bahasa
Yn..
>>>
Hati lelah memujuk rasa
Resah dijiwa kian parah
Penat meneka dalam kesamaran
Dalam mencari jawapan
Aku berdiam tanpa bicara
Jika bersuara hatinya yang terasa
Dan akhirnya aku yang terluka
Pesona@TA
>>>
Pembawa Sial
Setiap apa dibawa akal
seboleh cuba disangkal
mungkin lautan berair dangkal
katanya pembawa sial.
Cetek mahupun dalam
adakala beriak hitam
Jangan, jangan hanya genggam
atau lempar dan diam.
Masin sifatnya laut
tak perlu tunggunya surut
untuk garam itu larut
ia sebati, tanpa perlu kau carut.
[Puisi Moden - Jenis Satire & Kuatrain]
- Dhamah
>>>
tolaklah aku ke dalam jurang
biar lemas aku berjuang;
aku tahu cintamu sayang
kau menolak aku ke jurang
cinta dan sayang....
- Dhamah
>>>
Bila kesayangan hati disisi
Kain buruk di campak ke kaki
Dipandang tidak
Di hirau pun tidak
- AzReena
>>>
Bulan penuh....
Ku jadi cemburu padamu...
Berlari seiring bersama ribuan bintang
Dirimu dirindui sang pungguk
Dirimu dipuja para pujangga...
Dirimu tak pernah serik beri sinaran...
Sampai bila serimu ..
Sampai bila cahayamu menerangi...
Ku tercari2 di kala kelammu...
Jgn sesekali kau pergi ...
Biar tak tergapai rawanku...
Kau tetap ku nnti....
Serikn mlmku bulan....
- Salwa Qaseh
>>>
Dan mlm makin tua
Hatiku sggh2 trseksa
Merindu mu tanpa batasan
Aku mngis lh
- KayuLastik
>>>
Saat aku mngis
Aku mmg bnar2 mngis
Bila aku senyum
Taukh mereka bhwa aku masih mngis
Dn bila aku ketawa
Sbnrnya aku smbunyikn tangisan ku
- KayuLastik
>>>
Gunung Berapi Memandikan Diri
Meletus~
Lava merenangkan hangus
meleleh sambil berdengus
jalan hampir terputus.
Membakar~
Belantara gah melingkar
akarnya habis dibongkar
tiada apa padanya sukar.
Jangan, jangan kau meletup
cukup, cukup apa yang tertutup.
Memandi~
'Kan api tegak berdiri
berlarilah dan sembunyi
tetap terbakar diri.
Jangan, jangan kau panggil
cukup, cukup aku gigil.
[Puisi Moden - Jenis Satire]
- Dhamah
>>>
Jangan Tunggu
Panjat anak tangga itu
di sana ada sebuah pintu;
Ketuk kuat dan masuk
jangan hanya tunduk.
Jangan menunggu
ia tidak akan terbuka begitu;
Jika kaku, diam bisu
tidak bergerak walau sesuku.
>>>
PERGI~
Apa yang kau termanggu
kau harus tahu
ia tidaklah sesukar itu.
Apa lagi kau tunggu
panjat tangga-tangga itu
ketuk bertalu-talu pintu
masuk, pergi ke arah tuju.
- Dhamah
>>>
Musim Luruh
Cinta melingkar
pada serabut akar
ia semakin sukar
untuk mencantas belukar.
Sayang putik bunga
gugur akhirnya;
Mungkin selautan garam
ditelan hingga karam.
Bagaimana 'kan sembuh
layunya bunga di musim luruh;
Ketika tanahnya merekah
kehausan menagih setitis langkah.
[Puisi Moden - Elegi & Kuatrain)
- Dhamah
>>>
Paku Kepala
Lihatlah aku
akalku diketuk, dipalu
bagai paku.
Apakah kau rasa mudah
berlari sambil menahan darah?
MENCURAH!!!!!
Beritakan padaku;
Apakah rasa melekatnya paku
pada kepala yang sudah kaku?
Jangan sekadar menggangguk tahu.
- Dhamah
>>>
Dalam waktu itu
Hingga kini ...
Telah berkali kali
Aku mendengar petikan dari peti suara darimu ..
Aaaarhhgg... mengeliat rasa
Rindu nan membara
Salam indah cinta ...
Moga saja kau selesa
Uhmm ...
Yn.. Emotikon smile
Ini nyata rasa..bukan coobaan semata mata
>>>
ya, Allah
Andai aku bercinta
untuk kali kedua
izinkan jodoh bersama
tiada cacat dan cela
Restulah ayahanda bonda
anakmu berkasih dua
tidak sekali ada beza
antara emas dan kaca
- Dhamah
>>>
Mindaku menyelam ke dasar lagu
Nafisa, ke pintu kasihmu
Cuba memesrai melodi
Puisiku bernafas menarikan diksi
Lama terdiam mendengar, memahami
Nota irama chord gitar yang mengalun
Bergetar di tali-temali
Membelai sukma yang sudah terpegun
Jiwa ini sememangnya keras
Sekeras irama batu kumpulan wings
Memaknai sejati yang tuntas
Pusing-pusing kepala ini berpusing
Usai titian perjalanan berselendang merdeka
Semakin sebati diri ini dengan mai pen rai
Semakin jemari rancak mengukir aksara
Saat ini impian dan hajat bagai sudah tercapai
Untuk kalian rerakan BKL
- Ibnu Amar
>>>
Hangatnya petang
Bagai gering merkah nya tanah
Gersang dalam tandus , haus
Peluh bagai mengalir air
Melucur ....
Pun bibir menggesa senyum
Redha .. ini kan kehidupan
Panas ..dingin harus bertahan
Teruskan laluan
Hidup kan..satu tentangan
Teruskan
Senyum dan melangkahlah
Perlahan lahan
Yn.. Emotikon smile
>>>
Gelisah menjelang tengah malam
Malam sunyi penuh keramat
Seribu hati satu yang tahu
Rahsia pecinta dan pencari tahu...
Diiringi derasnya airmata langit
Ditingkahi dentuman kilat...
Riuhnya angin menerjang apa yang ada
Gelap mencekam dimalam jumaat...
Malam mencekam....
Sayup2 tembang ikhlas mengalun syahdu.
Berdendang, menari, dihamparan sajadah.
Lembut, syahdu menggetarkan kalbu.
Kuterpana, terpaku dgn kepasrahannya...
Lembut, lemah, bersimpuh pd sang pencipta.
Butiran bening, berkilau di wajah.
Pasrah, ikhlas menghadap yg kuasa.
Lupakan ganasnya alam dan hidup yg mendera.
- FaridKrx
<<<
malam ini tiada bintang
mungkin mendung menayang diri;
wahai insan kau kusayang
maafkan hamba membawa diri.
- Dhamah
>>>
Khamis, 25 Februari 2016
Indah jangan terus di idam
Buruk jangan terus di kecam
Saat DIA .. memberi kelebihan
Usah salah gunakan
Kerna ia hanya pinjaman
Sampai masa..
Harus dikembalikan
Senyumlah...
Moga dalam kesederhanaan rasa
Kita bisa menyatukan uhkwah bersama
Dalam bertingkah bahasa
Yn.. Emotikon smile
>>>
Hati lelah memujuk rasa
Resah dijiwa kian parah
Penat meneka dalam kesamaran
Dalam mencari jawapan
Aku berdiam tanpa bicara
Jika bersuara hatinya yang terasa
Dan akhirnya aku yang terluka
Pesona@TA
>>>
Pembawa Sial
Setiap apa dibawa akal
seboleh cuba disangkal
mungkin lautan berair dangkal
katanya pembawa sial.
Cetek mahupun dalam
adakala beriak hitam
Jangan, jangan hanya genggam
atau lempar dan diam.
Masin sifatnya laut
tak perlu tunggunya surut
untuk garam itu larut
ia sebati, tanpa perlu kau carut.
[Puisi Moden - Jenis Satire & Kuatrain]
- Dhamah
>>>
tolaklah aku ke dalam jurang
biar lemas aku berjuang;
aku tahu cintamu sayang
kau menolak aku ke jurang
cinta dan sayang....
- Dhamah
>>>
Bila kesayangan hati disisi
Kain buruk di campak ke kaki
Dipandang tidak
Di hirau pun tidak
- AzReena
>>>
Bulan penuh....
Ku jadi cemburu padamu...
Berlari seiring bersama ribuan bintang
Dirimu dirindui sang pungguk
Dirimu dipuja para pujangga...
Dirimu tak pernah serik beri sinaran...
Sampai bila serimu ..
Sampai bila cahayamu menerangi...
Ku tercari2 di kala kelammu...
Jgn sesekali kau pergi ...
Biar tak tergapai rawanku...
Kau tetap ku nnti....
Serikn mlmku bulan....
- Salwa Qaseh
>>>
Dan mlm makin tua
Hatiku sggh2 trseksa
Merindu mu tanpa batasan
Aku mngis lh
- KayuLastik
>>>
Saat aku mngis
Aku mmg bnar2 mngis
Bila aku senyum
Taukh mereka bhwa aku masih mngis
Dn bila aku ketawa
Sbnrnya aku smbunyikn tangisan ku
- KayuLastik
>>>
Gunung Berapi Memandikan Diri
Meletus~
Lava merenangkan hangus
meleleh sambil berdengus
jalan hampir terputus.
Membakar~
Belantara gah melingkar
akarnya habis dibongkar
tiada apa padanya sukar.
Jangan, jangan kau meletup
cukup, cukup apa yang tertutup.
Memandi~
'Kan api tegak berdiri
berlarilah dan sembunyi
tetap terbakar diri.
Jangan, jangan kau panggil
cukup, cukup aku gigil.
[Puisi Moden - Jenis Satire]
- Dhamah
>>>
Jangan Tunggu
Panjat anak tangga itu
di sana ada sebuah pintu;
Ketuk kuat dan masuk
jangan hanya tunduk.
Jangan menunggu
ia tidak akan terbuka begitu;
Jika kaku, diam bisu
tidak bergerak walau sesuku.
>>>
PERGI~
Apa yang kau termanggu
kau harus tahu
ia tidaklah sesukar itu.
Apa lagi kau tunggu
panjat tangga-tangga itu
ketuk bertalu-talu pintu
masuk, pergi ke arah tuju.
- Dhamah
>>>
Musim Luruh
Cinta melingkar
pada serabut akar
ia semakin sukar
untuk mencantas belukar.
Sayang putik bunga
gugur akhirnya;
Mungkin selautan garam
ditelan hingga karam.
Bagaimana 'kan sembuh
layunya bunga di musim luruh;
Ketika tanahnya merekah
kehausan menagih setitis langkah.
[Puisi Moden - Elegi & Kuatrain)
- Dhamah
>>>
Paku Kepala
Lihatlah aku
akalku diketuk, dipalu
bagai paku.
Apakah kau rasa mudah
berlari sambil menahan darah?
MENCURAH!!!!!
Beritakan padaku;
Apakah rasa melekatnya paku
pada kepala yang sudah kaku?
Jangan sekadar menggangguk tahu.
- Dhamah
>>>
Dalam waktu itu
Hingga kini ...
Telah berkali kali
Aku mendengar petikan dari peti suara darimu ..
Aaaarhhgg... mengeliat rasa
Rindu nan membara
Salam indah cinta ...
Moga saja kau selesa
Uhmm ...
Yn.. Emotikon smile
Ini nyata rasa..bukan coobaan semata mata
>>>
ya, Allah
Andai aku bercinta
untuk kali kedua
izinkan jodoh bersama
tiada cacat dan cela
Restulah ayahanda bonda
anakmu berkasih dua
tidak sekali ada beza
antara emas dan kaca
- Dhamah
>>>
Mindaku menyelam ke dasar lagu
Nafisa, ke pintu kasihmu
Cuba memesrai melodi
Puisiku bernafas menarikan diksi
Lama terdiam mendengar, memahami
Nota irama chord gitar yang mengalun
Bergetar di tali-temali
Membelai sukma yang sudah terpegun
Jiwa ini sememangnya keras
Sekeras irama batu kumpulan wings
Memaknai sejati yang tuntas
Pusing-pusing kepala ini berpusing
Usai titian perjalanan berselendang merdeka
Semakin sebati diri ini dengan mai pen rai
Semakin jemari rancak mengukir aksara
Saat ini impian dan hajat bagai sudah tercapai
Untuk kalian rerakan BKL
- Ibnu Amar
>>>
Hangatnya petang
Bagai gering merkah nya tanah
Gersang dalam tandus , haus
Peluh bagai mengalir air
Melucur ....
Pun bibir menggesa senyum
Redha .. ini kan kehidupan
Panas ..dingin harus bertahan
Teruskan laluan
Hidup kan..satu tentangan
Teruskan
Senyum dan melangkahlah
Perlahan lahan
Yn.. Emotikon smile
>>>
Gelisah menjelang tengah malam
Malam sunyi penuh keramat
Seribu hati satu yang tahu
Rahsia pecinta dan pencari tahu...
Diiringi derasnya airmata langit
Ditingkahi dentuman kilat...
Riuhnya angin menerjang apa yang ada
Gelap mencekam dimalam jumaat...
Malam mencekam....
Sayup2 tembang ikhlas mengalun syahdu.
Berdendang, menari, dihamparan sajadah.
Lembut, syahdu menggetarkan kalbu.
Kuterpana, terpaku dgn kepasrahannya...
Lembut, lemah, bersimpuh pd sang pencipta.
Butiran bening, berkilau di wajah.
Pasrah, ikhlas menghadap yg kuasa.
Lupakan ganasnya alam dan hidup yg mendera.
- FaridKrx
<<<
malam ini tiada bintang
mungkin mendung menayang diri;
wahai insan kau kusayang
maafkan hamba membawa diri.
- Dhamah
BERAKIT KE LANGIT