Isnin, 29 Februari 2016
Pagi ini kau hampar kan puisi segar pada ku....
Rindu..
- Nuraziyah
>>>
Aku tetap menuntut rindu ini..
Agar sebak di hati pergi..
Dan senyum pun kian menghias
- Nuraziyah
>>>
February akan pergi..
Meninggal kan kesan kesan kenangan..
- Nuraziyah
>>>
Sepertinya kita sama
Mendiami negeri yang hujannya turun tidak henti
Berselang hari
Berharap hujan diganti dengan mentari
Yang ditemani pelangi
Kita saling menyapa
Ketika senja tenggelam dan bulan - bintang bercengkerama
Sejenak berkeluh kesah dan mencurahkan segala isi hati
Hingga habis peluh dan derai air mata
Hingga kita terlelap dalam getar suara
Untuk cerita sekali ini
Kita sama termanggu
Saling bertanya: apakah ini?
Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri
Sejauh langit dan bumi kamu berlari, aku akan menunggumu di sini, sedekat nadi
- Ibnu Amar
>>>
Senja ..
Pecahkan yang terbuku dihati
Merapatkan lantai rata rasa
Malam mulai bertandang
Saat camar camar terbang pulang
Diantara jarak yang merentang titian rindu yang kian usang
Saat malam kian merentang
Kenangan tak pernah terbuang
Diantara jarak dan waktu
Pun masih tersimpan sebatas rasa
Yang tidak tersampaikan
Pun aku gagah untuk terbang pulang
Kepangkuan mu yang sabar menanti disarang
Yn.. Emotikon smile
>>>
Malam ini hati ku sepi
Malam ini ku tetap sendiri..begini dan selama nya
- Nuraziyah
>>>
Seribu tahun lagi
adakah terpampang wajah
atau lenyap jejak langkah?
Pekat malam kucari bintang
Hanya hitam terjah membentang;
Aku tanyakan kabar berita
Hanya kutemui serangkap kata.
-Di mana aku berada
pandanglah dan berkata :
"Di sini dia lekat,
Takkan ada putus tamat."
- Dhamah
>>>
Seolah untuk ku..
Saperti riwayat hidup ku..
Walau seribu tahun tak kan ku temui kasih
Seabadi dia..
Kekasih ku disana..jauh di alam sana..
- Nuraziyah
>>>
Di sana kau melangkah
memijak paku yang tumpah;
Apakah tak akan berdarah?
Jangan kau tambah
lukaku kian membelah.
Mari kita akhiri permainan
jangan sekadar sembunyi tangan;
Kita panjat darah itu
lihat siapa 'kan lihat pintu.
Usah perduli hidup mati
langkah ini cepat berhenti;
Mari kita akhiri permainan
dengan satu pergorbanan.
Apakah kita tak akan mati?
- Dhamah
>>>
Pilu hati ini..
Pilu bila mengenang ..
- Nuraziyah
>>>
Dia wujud
dalam setiap sujud;
Bukanlah sujud yang kau lihat
ia disetiap sudut terpahat.
Mungkin kita hanya mengira
bintang di kaki langit,
Hingga lupa setiap sudut tertera
wajah-wajah wujud yang cuba mengigit.
Agar kita sedar bahawa
segalanya telah berpunya.
- Dhamah
>>>
Mari kita pergiiii~
Menuangkan darah pada si mati
mengharapakan ia hidup
Hanya sekadar gelak tawa yang hadir
Tidaklah kita sekadar bermain
Tuang-tuang darah luka
membiarkan diri binasa
Dan membiarkan ia merasa
Tidaklah 'kan si mati merasa
jika ia tidak diberikan hidup
Untuk hidup kita perlu rasai mati
Barulah kita kenal apakah yang akan terhenti
- Dhamah
>>>
Perlahan waktu
Kau lihat taburan bintang
bermain di mata;
Perlahankan ia jangan menentang
biarkan ia hadir dan berkata.
-Aku hadir
bukan untuk menyindir
tapi menyiram
agar malam tak suram.
Kau lihatlah pekat malam
apakah ini hari terakhir?
Jangan bahtera jatuh karam
hanya sebab hujan hadir.
- Aku datang bukanlah perlu dikompang
Bak petir menyuruh hujan;
Cukuplah kau dengar
Jalan itu jangan dilanggar.
- Dhamah
>>>
Hitam
Sekarang kau dengarkan
ini adalah sebuah memori.
Telah tiba satu masa
langkah kaki mendorong binasa;
Dan berakhir dengan satu
jalan yang tiada sekutu.
Telah dihenjut denyut jantung
seakan mati dalam tergantung;
Hanya terpandang langit
dan menjerit.
~apakah ini terakhir
darahku merebak lendir;
Andai kudiberikan masa
tidak akan kupersia.
Telah kubina jambatan
menuju jalan pengakhiran;
Namun ia retak
dan aku kembali sesak.
Aku bertanya lagi ~
Apakah hitam itu masih kukuh
dan menjadikan kini aku jatuh?
Dengan senda ia berkata
Ya, kau jatuh ke dalam gaung cinta.
- Dhamah
>>>
Akulah Laksamana
Keris emas kusisip di pinggang
angkuh lagak seorang pejuang;
Kulangkah kaki menuju gelanggang
tidak getar nyawa melayang.
Tombangkan aku~
Jerit laksamana sambil berkata.
: Langit hitam
pejamkan sekeliling biar kelam
Kulihat kau datang
Kuseru kau pulang
bersama roh hitam
agar ia terpadam
pabila keris ini menusuk.
Mantra pembuka telah dibaca
siap dihidang tari bunga;
Menyambut datangnya si celaka
agar pulang ke alam baka.
- Dhamah
>>>
aku hadir di sini untuk kau
agar kita menyulam rasa
apa yg terkandung di dada
Katakanlah :
Kita tidak berjumpa
apakah kau akan terpana
dengan persona bahasa
- Dhamah
>>>
Hatiku rosak
ditindih karak
ingin kutarik koyak
biar ia luka rabak
- Dhamah
BERAKIT KE LANGIT