Terasa dari relung hati
pada rindu yang tak bertepi
mencari seraut wajah
kekasih.
Dalam kesamaran
aku mencari ttik akhir
pada sebuah percintaan
yang hanya kau dan aku
sering bicarakan dalam puisi.
Kekasih
seraut wajahmu
ku ingin tatap
ku ingin renungi keikhlasan cinta
dari riak wajah.
Sayangnya aku hanya mampu
menatap bicara puisi indahmu
dalamnya penuh nada berkasih
adakah begini kisah kita
bercinta dalam puisi
merindu tanpa menatap
aku ttap mencari di manakah
dirimu
untuk ku lihat seraut wajah
yang bernama kekasih.
Zuraida Dewi:)
>>>
Hujan..,
ku tahu bicaramu adalah air mata
sepakin panas dunia
yang sarat dengan dosa
kau pasti bersuara
dengan titisan renyaimu
kadang berteman ribut
dan kilat menyambar
seolah-olah itu perasaan marah
yang engkau luahkan.
Hujan..,
kadang hadirmu
menjadi penawar nak dara rindu
setiapkali titisanmu merembas dinding jendela
seakan memujuk hati duka...
Hujan..,
hadirmu dinanti kanak-kanak di padang
mereka ingin berlari , bermain lumpur
bersama turunmu yang mencurah.
Namun ketika mmarahmu
kau mencurahkan bumi hingga tenggelam
ku tahu kau juga sedih melihat bumi semakin sakit.
Itulah hujan dari fikirku.
Zuraida Dewi.
#tentanghujan
>>>
Cintaku hanya di pinggiran hatimu
dan diriku ibarat layang-layang
permainanmu
di tarik ke sana-sini
hingga sampai satu ketika terputus talinya
hilang entah kemana...
Itulah ibaratnya aku
padamu.
Kasih di pinggiran hati
seakan tidak berharga atau bermakna
kerana ia hanya menumpang
tidakakan mampu memiliki
sekadar di ingati
bila kau sepi.
Cinta begini
aku merana, biarlah ku bawa lara
sendiri mencari kasih
untukku miliki
bukan lagi berada di pinggiran hati
seperti cinta kau dan aku.
Zuraida Dewi:)
>>>
HUJAN.
Sedang aku memandang ke langit
ku lihat seakan butiran mutiara
turun memenuhi bumi
rupanya hujan gerimis.
Rintikan hujan
membasahi wajah
aku biarkan diri
dibasahi hujan di tengah halaman
aku berdiri.
Hujan...,
basahilah tubuhku hingga ke hati
agar jiwaku tenang
agar hilang kepanasan hati
hadirmu hujan
seakan mengerti aku juga seperti bumi
panas terasa diri.
Hujan,
aku ingin terus bermain
rintikanmu
di halaman ini.
Nukilan Zuraida Dewi